Oleh : Tim Dakwah MUI PST
MisbahNEWS, Medan – Memasuki hari kedua di bulan suci ramadhan tahun 1444 H/ 2023 M masjid semakin ramai. Demikian hasil pengamatan dan laporan para da’i yang di bulan ramadhan juga menyampaikan dakwah dari Masjid ke Masjid. Ramadhan tahun ini ada peningkatan antusias masyarakat muslim beribadah di Masjid. Kondisi ini merupakan hal yang positif mengingat Masjid adalah sentral kegiatan ibadah. Insya Allah manakala masyarakat cenderung ke Masjid akan selamat di dunia dan akhirat.
Dr. Muktarruddin MA, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kecamatan Percut Sei Tuan mengatakan paling tidak ada beberapa faktor penyebab meningkatnya antusias masyarakat muslim beribadah di Masjid. Pertama, manajemen masjid yang sudah mulai baik. Keterbukaan informasi saat ini mendorong para pengurus masjid dapat informasi pengelolaan Masjid yang baik. Masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat salat tapi juga sarana dakwah, pelayanan sosial kemasyarakatan. Memakmurkan masjid tidak terbatas hanya mewakafkan tanah dan membangun masjid akan tetapi lebih dari itu membersihkan dan merawatnya, memungsikannya untuk kemaslahatan umat terutama kegiatan dakwah serta merawat dan menjaganya sehingga para jemaah jatuh cinta, merasa nyaman dan semangat datang ke Masjid.
Kedua, faktor masyarakat semakin membutuhkan Masjid untuk mendapatkan ketenangan. Masjid adalah tempat sujud. Ketika manusia mengalami problematika kehidupan, ketidakpastian, maka tempat mengadu yang terbaik adalah datang ke Masjid mengadu kepada sang pencipta. Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya tidaklah berkumpul satu atau dua orang di dalam Masjid belajar, mendalami Islam melainkan Allah akan memberikan ketenangan dalam dirinya, dijaga para malaikat dan dibanggakan Allah dihadapan makhluknya yang lain yang ada disisinya.
Ketiga, efek menurunnnya covid 19. Rasa rindu akan suasana Masjid yang ramai di bulan ramadhan seakan muncul kembali setelah beberapa tahun belakangan dibayangi covid 19. Pada saat covid mewabah dan satu-satunya sandaran hanya kepada Allah saat itu tidak bebas datang ke Masjid. Maka di bulan ramadhan tahun ini masyarakat muslim menunpahkan dahaga ibadah ramadhan di Masjid. Maka jangan sia-siakan kesempatan baik tahun ini yang belum pasti dapat dalami pada tahun akan datang. Maksimalkanlah ramadhan tahun ini karena boleh jadi ini ramadhanmu yang terakhir imbuh penulis yang juga meneliti tentang manajemen Masjid.
Namun demikian menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Percut Sei Tuan yang juga dosen UIN Sumatera Utara Medan ini, masih banyak juga masjid yang belum dimanajemeni dengan baik. Masjid hanya dijadikan tempat salat. Maka tergantung pengelolanya, jika dikelola baik maka baiklah hasilnya demikian pula sebaliknya. Kedepan mari menjadikan masjid sebagai milik semua golongan, bukan milikmu, milikku atau miliknya, akan tetapi milik seluruh umat Islam dan milik Allah SWT.
Selanjutnya dari sisi keuangan Masjid, jika pembangunan fisik telah rampung maka pemanfaatan kas Masjid dapat diarahkan kepada pembinaan dan peningkatan sumberdaya manusia jemaah Masjid yang membutuhkan apakah dalam pemberian beasiswa berprestasi, penguatan ekonomi jemaah dan sebagainya. Manajer masjid tidak boleh kehilangan cara menggunakan kas masjid sehingga menumpuk dan kurang manfaat.
Maka Majelis Ulama Percut Sei Tuan menghimbau mari menjadikan ramadhan sebagai bulan melatih kejujuran, keikhlasan, sikap amanah, sikap sabar dan kedisiplinan. Bulan ramadhan bulan latihan meninggalkan larangan Allah. Ramadhan bulan latihan kebaikan, keutamaan dan bulan menguatkan rasa syukur kepada Allah. Kepada para orangtua dihimbau agar tidak bosan memberikan pengawasan anak terutama anak usia sekolah dasar dan menengah yang pada bulan ramadhan ini ada yang kurang pemantauan. Akibatnya muncul fenomena mercon ramadhan, pergaulan bebas dan jalan dosa lainnya. Insya dengan kerjasama dari pengelola Masjid dan seluruh bagiannya, para jemaah, para da’i, unsur pemerintahan setempat menjadikan ramadhan tahun ini lebih berkualitas, Amiin. Wallahu A’lam.[] (Bas/iii/2023).